DARI MANA, UNTUK APA, DAN MAU KE MANA

Setiap jejak langkah menapaki jalan licin beraspal, menatap lalu lalang orang di tengah bisingnya kendaraan yang memenuhi jalan, menyusuri keramaian di sudut-sudut mall dan pusat perbelanjaan, atau sejenak menabur pandang melihat gemerlapnya kehidupan malam di kota-kota besar, di hati saya kadang muncul pertanyaan, "apa yang sedang mereka lakukan?". Detik demi detik, menit ke jam, berubah menjadi hari dan seterusnya bulan dan berganti menjadi tahun, manusia hampir tidak pernah bosan bergumul dengan dunia, dunia dan dunia, seakan tanpa rasa bahwa ia hanya dihuni untuk beberapa masa. Sebegini hebatkah pengaruh dunia yang sebentar lagi akan ditinggalkan?. Kadang saya berfikir, tahukah mereka, dari mana asalnya, untuk apa kehadiran mereka di dunia, dan ke mana tujuan yang hendak dicapai setelah kehidupan ini. Bathin saya bergolak hebat, memantik rasa penasaran untuk sekedar tahu, apa yang sebenarnya yang ada dalam fikiran mereka masing-masing.

Jika duduk merenung seperti saat ini, kadang saya merasa tergelitik, dengan syair lagu yang dinyanyikan oleh biduan gondrong yang saat ini tengah berurusan dengan aparat penegak hukum.

    "Dunia ini, panggung sandiwara, ceritanya mudah berubah, ada peran wajar, dan ada peran berpura-pura. Setiap kita, dapat satu peranan, yang harus kita mainkan,......mengapa kita bersandiwara, mengapa kita bersandiwara".


Benarkah kata sang biduan kita sedang besandiwara?. Sepertinya tidak salah, karena sebagian besar manusia saat ini memang sedang melakoni perannya masing-masing tanpa pernah sadar, bahwa mereka, atau kita, dalam sandiwara besar dengan skenario yang besar pula. Beruntunglah mereka yang dapat memainkan perannya dengan baik, memahami skenario atau jalan cerita kehidupan yang dijalaninya, sehingga tidak hanyut dalam buaian kenikmatan dunia, yang lambat atau cepat akan meninggalkan kita. Kalau toh dunia tidak pergi meniggalkan kita, maka suatu saat kelak, kitalah yang akan pergi meninggalkannya. Saat itu, berakhirlah sandiwara dunia, dan manusia memasuki babak baru, sandiwara yang sesungguhnya, dimana tidak lagi ada rahasia di sana. Semua akan terbuka dan terkuak dengan nyata tanpa bisa dielakkan, akan sandiwara dan peran yang dilakoni semasa hidup di dunia fana.

Mari coba berfikir, atau melakukan kilas balik kehidupan kita masing-masing. Datang dari dunia yang begitu sempit (alam azali), atau biasa disebut alam rahim dengan masa yang singkat, tidak lebih dari setahun bahkan hanya sembilan bulan sepuluh hari. Tidak ada yang dilakukan di sana, melainkan hanya bergantung pada kemurahan hari ibu, sosok manusia yang ikhlas memberi asupan gizi yang cukup dan membawa kita ke mana-mana tanpa pernah menuntut jasa. Hadirlah kita ke dunia melewati pintu yang disebut "LAHIR". Kehadiran kita di tengah-tengah keluarga disambut dengan suka cita, tawa dan canda serta kegembiraan yang tiada tara untuk mengayuh bahtera bersama menggapai cita-cita. Sampai di sinikah perjalanan kita?, ternyata tidak, karena perjalanan masih panjang. Allah hanya memberi kesempatan pada manusia untuk mengumpulkan bekal menuju perjalanan abadi. Siapa yang memahami hakekat hidupnya, maka dia akan berbuat semaksimal mungkin mengumpulkan bekal itu. Tidak larut dan terjebak dalam sandiwara dunia yang semu dan sementara. Kesadarannya membimbing dia memahami hakekat hidup, bahwa sesungguhnya bukan dunia tujuannya. Peran yang dimainkannya dilaksanakan dengan sebaik-baiknya, sehingga saat tiba waktunya memasuki pintu kedua dari perjalanan hidupnya yang bernama "KEMATIAN", wajahnya akan terseyum penuh kemenangan, dan tanpa penyesalan sedikit pun, karena akan segera bertemu dengan Zat yang menciptakannya, Allah Subhanahu Wata'ala. Di sisi yang berbeda, keluarga, kerabat, teman justru diliputi rasa duka, menangis meneteskan air mata, merasa kehilangan dan ditinggalkan.

Fase ketiga dalam perjalan hidup memasuki dunia baru inilah yang disebut alam kekal abadi tanpa berkesudahan. Sesungguhnya inilah tujuan perjalanan panjang itu. Siapa yang mengumpulkan bekal dengan baik pada fase kedua kehidupannya, maka ia akan senyum bahagia, dan siapa yang salah melakoni hidup, terlena dengan kenikmatan dunia dan sandiwara semu sesaat, dialah yang akan menyesal tiada henti. Akherat adalah dunia baru yang menjadi tempat terakhir dari sejarah perjalanan panjang kehidupan ummat manusia. Di sanalah akan ditentukan bahagiakah selamanya, atau mengalami pemyiksaan yang tanpa ada akhirnya. Karena itu mari coba merenung untuk membangkitkan kesadaran, bahwa dunia ini hanyalah jembatan menuju kehidupan kekal abadi di alam akherat. Karena itu jangan pernah terjebak di dalamnya. Kenali hakekat diri, untuk menemukan kebenaran sejati menuju cahaya ilahi.

Wassalam

Baca juga artikel berikut :



Comments :

1
herlands.nets mengatakan...
on 

hehehehee, kunjugin blog aku yah di www.herlands-roy.blogspot.com

Posting Komentar

Template by - Abdul Munir | Daya Earth Blogger Template